Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Terkini

Donald Trump Menang Pemilu AS 2024, Begini Dampaknya pada Kebijakan Luar Negeri

119
×

Donald Trump Menang Pemilu AS 2024, Begini Dampaknya pada Kebijakan Luar Negeri

Sebarkan artikel ini
Donald Trump

KilasJava.id, Surabaya – Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) setelah memenangkan pemilu presiden pada Selasa (5/11/2024). Mantan Presiden AS ke-45 ini akan kembali menjabat sebagai Presiden ke-47, dengan pelantikan yang dijadwalkan berlangsung pada Januari 2025.

Kemenangan Trump dari Partai Republik diprediksi membawa perubahan besar pada kebijakan domestik dan luar negeri AS selama empat tahun ke depan. Dosen Ilmu Hubungan Internasional Agastya Wardhana menilai bahwa AS di bawah Trump akan lebih fokus pada kepentingan domestik dan cenderung bersikap transaksional dalam hubungan internasional.

Example 300x600

Menurut Agastya, kebijakan luar negeri Trump akan berbeda drastis dibandingkan era Joe Biden. “Biden mengedepankan kerja sama internasional dan aliansi strategis untuk mencapai kepentingan nasional. Sementara Trump memandang AS lebih baik bertindak mandiri selama hal itu menguntungkan,” jelas Agas.

Trump diperkirakan akan melanjutkan kebijakan proteksionis dan narasi anti-imigran seperti pada masa pemerintahannya sebelumnya. Fokus kebijakan luar negerinya diprediksi akan lebih mengarah pada konfrontasi dengan Cina, termasuk perang dagang dan peningkatan tarif impor. Namun, Agastya mengingatkan bahwa sepenuhnya memutus ketergantungan ekonomi AS pada Cina hampir mustahil karena hubungan keduanya yang sangat terintegrasi.

“Eropa akan kehilangan perhatian AS, sama seperti pada periode pertama Trump. Trump pernah menyatakan bahwa Perang Ukraina adalah masalah Eropa, bukan AS. Respons negara-negara Eropa terhadap kemenangan Trump akan menarik untuk diamati,” tambahnya.

Berbeda dengan Eropa dan Cina, kemenangan Trump diprediksi tidak berdampak signifikan bagi Indonesia. Namun, Agastya menilai ada peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan hubungan dengan AS selama masa pemerintahan Trump.

“Trump bersikap sangat transaksional. Selama ada keuntungan bersama, kerja sama bisa berjalan tanpa syarat ideologis seperti demokrasi yang sering dikedepankan Biden,” ujar Agas.

Ia juga melihat kesesuaian prinsip antara Trump dan Prabowo Subianto, calon presiden Indonesia. “Jika Indonesia dipimpin Prabowo yang lebih aktif dalam isu luar negeri, saya kira ada potensi hubungan yang lebih erat. Pragmatisme dan sikap transaksional keduanya bisa menjadi dasar yang baik untuk membangun kerja sama,” tambahnya.

Agastya menyarankan agar pemerintah Indonesia mengadopsi kebijakan luar negeri yang lebih asertif dalam memanfaatkan peluang ini. Dengan pendekatan yang tepat, kerja sama bilateral Indonesia-AS dapat memberikan manfaat strategis di berbagai sektor.

Trump juga diprediksi akan lebih memusatkan perhatian pada masalah domestik, termasuk memperkuat industri dalam negeri dan daya saing produk lokal. Langkah ini sejalan dengan visinya untuk menjadikan AS lebih mandiri secara ekonomi.

Kembalinya Trump ke Gedung Putih tidak hanya akan membawa dinamika baru dalam politik AS, tetapi juga berpotensi mengubah lanskap geopolitik global. Negara-negara di seluruh dunia kini bersiap menghadapi arah kebijakan yang lebih tegas dan berorientasi pada kepentingan nasional Amerika.

Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *