Tahun ini, beberapa inovasi turut dihadirkan dalam program. Salah satunya adalah kolaborasi alat musik, di mana selain menampilkan angklung dan kulintang, ditambahkan juga saksofon untuk memberikan nuansa baru dalam pertunjukan.
Tari tradisional juga semakin diperkuat dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah, bersamaan dengan seni bela diri wushu yang kini telah menjadi salah satu kegiatan unggulan.
Peserta dari berbagai negara yang hadir juga mendapatkan wawasan lebih luas tentang budaya Indonesia sebagai bagian dari program tahunan dalam kurikulum IPS yang melibatkan kerja sama internasional.
Sejak tahun lalu, kolaborasi ini semakin diperkuat dengan dukungan dari Dinas Pendidikan.
“Harapannya, sekolah lain juga dapat terlibat dalam program ini, baik dari sekolah nasional maupun negeri,” kata Inggriette.
Selain pengenalan budaya, siswa SMP NSA juga menunjukkan prestasi membanggakan di berbagai kompetisi internasional. “Tahun ini, lebih dari 10 siswa telah berhasil meraih penghargaan dalam kompetisi wushu di Brunei dan Bali,” ungkapnya.
Melalui program ini, NSA berharap para siswa semakin bangga dengan budaya Indonesia dan mampu membawa warisan budaya bangsa ke tingkat internasional.
Siswa-siswi SMP NSA yang terlibat dalam acara ini adalah mereka yang aktif dalam program ekstrakurikuler Sharpening Student’s Potential (SSP), yang mencakup kulintang, gamelan, angklung, dan seni tari tradisional.
Sekolah NSA sendiri menyediakan lebih dari 33 kegiatan ekstrakurikuler, termasuk olahraga, seni, musik, menulis kreatif, fotografi, sinematografi, robotika, dan fashion design. Hal ini sejalan dengan motto NSA, yaitu School for Life, School of Talent & School of Champions.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id