Kehadiran Yati Surachman, menurut Miss Nana, sangat tepat dalam menggambarkan karakter nenek yang kuat dan penuh kasih sayang.
Ia juga dinilai mampu memberikan teladan moral melalui perannya, tidak hanya dalam cerita tetapi juga dalam proses pembelajaran bagi siswa-siswi ARTV School.
Yati Surachman sendiri menyampaikan apresiasinya terhadap keberadaan ARTV School di Surabaya.
Ia melihat sekolah ini sebagai ruang strategis bagi generasi muda untuk menyalurkan minat dan bakat mereka secara profesional.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan karakter di samping pengembangan keterampilan seni.
Menurutnya, menjadi aktor di masa lalu menuntut perjuangan yang berat dan ketangguhan mental, berbeda dengan kondisi sekarang di mana popularitas bisa lebih mudah dicapai melalui media sosial dan teknologi.
Namun kemudahan ini juga mengandung risiko, seperti maraknya penipuan berkedok dunia hiburan. Ia pun mengingatkan generasi muda untuk tetap berhati-hati dalam memilih jalan karier.
Film Nenek Gen Zi tidak hanya menjadi karya visual semata, melainkan juga sarana pembelajaran sosial dan moral bagi penontonnya.
Lewat film ini, ARTV School ingin menyampaikan bahwa karya seni dapat menjadi media tuntunan, bukan sekadar tontonan, demi terciptanya generasi yang cerdas dan berkarakter.
Di akhir, Miss Nana menambahkan, dengan keterlibatan lintas generasi serta pesan moral yang kuat, film ini diharapkan mampu menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersamaan dalam perbedaan, serta membangkitkan semangat gotong royong dalam keluarga sebagai pondasi sosial yang utama.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id