Ketua Takmir Masjid Jami As-Saadah, H. Barokah, menegaskan bahwa qurban bukan hanya ibadah simbolik, melainkan ekspresi keimanan yang berdampak langsung pada sosial kemasyarakatan.
“Ini bukan hanya tentang menyembelih hewan. Ini tentang menyatukan hati, memperkuat ikatan sosial, dan memastikan tidak ada yang luput dari kegembiraan Hari Raya,” katanya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada warga Keputih yang terus menjadi garda depan dalam memakmurkan masjid. Barokah mengapresiasi seluruh pihak, termasuk media yang turut mengangkat kegiatan ini sebagai bagian dari syiar Islam.
Makna mendalam qurban, yang berakar dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, terus relevan di masa kini.
Ia menegaskan pentingnya ketaatan, kesediaan berbagi, dan pengorbanan untuk kepentingan yang lebih besar. Dalam konteks sosial, qurban adalah instrumen distribusi kekayaan, sekaligus pengingat bahwa keberkahan harus dibagi, bukan dinikmati sendiri.
Abdullah Wasik, Ketua PRNU Keputih, menyatakan bahwa kegiatan ini memperkuat nilai keguyuban warga. Ia berharap agar nilai-nilai kebersamaan ini tetap lestari meski zaman semakin digital.
“Teknologi boleh maju, tapi jangan sampai merenggangkan nilai-nilai sosial. Qurban adalah salah satu sarana menjaga itu,” tegasnya.
Kiprah Masjid di Luar Hari Raya
Selain kegiatan qurban, Masjid Jami As-Saadah juga aktif sepanjang tahun dalam menyelenggarakan berbagai program pembinaan keislaman, seperti pengajian rutin, pelatihan remaja masjid, kajian literasi Al-Qur’an, santunan sosial, dan pengembangan ekonomi umat.
Masjid ini menjadi ruang pertemuan spiritual, sosial, dan edukatif yang menghubungkan lintas generasi dalam iklim keberagamaan yang harmonis.
Masjid bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga pusat pemberdayaan masyarakat.
Dengan kolaborasi antara takmir, warga, dan komunitas, Masjid Jami As-Saadah terus menumbuhkan semangat kebersamaan, menjadikannya sebagai contoh peradaban Islam yang kontekstual dan solutif.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id