Example 728x250
Terkini

Lima PTN-BH Jawa Timur Inisiasi Konservasi Hulu Brantas

8
×

Lima PTN-BH Jawa Timur Inisiasi Konservasi Hulu Brantas

Sebarkan artikel ini
Unair

KILASJAVA.ID, SURABAYA – Menghadapi ancaman krisis air bersih dan dampak perubahan iklim, Universitas Airlangga (UNAIR) menggandeng empat perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) di Jawa Timur untuk melakukan konservasi di kawasan hulu Sungai Brantas.

Aksi yang diwujudkan dalam penanaman pohon ini berlangsung di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu, Sabtu lalu, dan merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat lintas institusi.

Example 300x600

Empat kampus yang berpartisipasi adalah Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Negeri Malang.

Selain dari kalangan akademik, kegiatan ini turut melibatkan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Perum Jasa Tirta I, serta PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNAIR, Prof Dr Gadis Meinar Sari dr MKes, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi permulaan dari kerja kolaboratif jangka panjang antar-PTN-BH dalam merespons isu lingkungan hidup.

“Konservasi Sungai Brantas tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja. Ini butuh kolaborasi semua elemen. Air adalah sedekah terbesar yang dapat kita berikan kepada kehidupan,” ujarnya.

Menurutnya, pengabdian masyarakat tidak hanya berhenti pada penanaman pohon, tetapi dapat dikembangkan ke berbagai sektor strategis lainnya seperti sosial humaniora, teknologi, ekonomi, dan kesehatan. Kolaborasi yang intens dan terstruktur diperlukan agar solusi lingkungan lebih menyeluruh.

Sementara itu, Kepala Divisi Perum Jasa Tirta I, Agung Nugroho, menegaskan pentingnya wilayah Arboretum Bumiaji sebagai hulu strategis Brantas yang berperan besar dalam sistem tata air di Jawa Timur.

Ia menyampaikan bahwa air dari kawasan tersebut digunakan untuk berbagai keperluan penting seperti pembangkit listrik, air minum, dan kebutuhan industri.

“Air ini tidak hadir begitu saja. Ia butuh ekosistem penyangga. Penanaman pohon di arboretum penting agar air dapat tertahan dan dikonservasi. Kawasan ini bukan untuk wisata, tetapi untuk perlindungan dan penelitian,” katanya.

Kekhawatiran juga disampaikan Direktur Operasi Perumda Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya, Nanang Widyatmoko ST.

Ia mengungkapkan bahwa sekitar 93 persen kebutuhan air minum Surabaya bersumber dari Sungai Brantas. Kerusakan ekosistem sungai, menurutnya, bisa berakibat fatal bagi kota metropolitan ini.

“Perubahan iklim telah mengubah pola hujan, membuat bendungan mulai kehilangan cadangan air. Di saat yang sama, pencemaran limbah terus mengancam kualitas air. Kolaborasi semacam ini harus diperluas agar ketahanan air bisa dijaga,” jelasnya.

Nanang juga membuka pintu bagi kolaborasi dengan dunia akademik untuk membantu PDAM skala kecil di daerah. Ia menekankan bahwa pengabdian masyarakat harus menyasar tantangan konkret yang dihadapi masyarakat.

“Dengan gotong royong, kita bisa memastikan air tetap mengalir. Air adalah shodaqoh terbaik,” ujarnya.

Kegiatan konservasi ini merupakan awal dari program yang lebih luas. Rencananya, kolaborasi antar-PTN-BH ini akan dilanjutkan di kawasan hilir Sungai Brantas, tepatnya di Kota Surabaya, pada September mendatang.

UNAIR dalam kegiatan ini diwakili oleh LPPM dan Sustainable Development Goals (SDGs) Center sebagai komitmen terhadap pencapaian target pembangunan berkelanjutan.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *