Example 728x250
Terkini

Jatim Perkuat Perang Lawan Stunting Lewat Fortifikasi Pangan

5
×

Jatim Perkuat Perang Lawan Stunting Lewat Fortifikasi Pangan

Sebarkan artikel ini
Fortifikasi Pangan

KILASJAVA.ID, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur meluncurkan Program Fortifikasi Pangan Berskala Besar (FPBB) dalam sebuah seremoni resmi yang berlangsung di Hotel JW Marriott Surabaya, Kamis, (31/7/2025).

Program ini menjadi upaya strategis dan terstruktur dalam menanggulangi persoalan stunting serta kekurangan gizi yang masih membayangi masyarakat, terutama kelompok rawan pangan.

Example 300x600

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhi Karyono, menegaskan bahwa kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui pemanfaatan bahan pangan harian yang terjangkau dan dikonsumsi secara luas.

“Peningkatan ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat menjadi prioritas pembangunan daerah. Fortifikasi terhadap komoditas seperti minyak goreng, garam, dan tepung terigu akan terus diperkuat. Selanjutnya, kita siapkan beras sebagai sasaran berikutnya,” ujar Adhi.

Ia menjelaskan bahwa beras akan diperkaya dengan kernel berisi vitamin dan mineral penting, yang kemudian akan didistribusikan melalui program bantuan pangan.

Skema ini dirancang untuk menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah sebagai bagian dari langkah intervensi langsung guna menekan prevalensi stunting secara signifikan.

Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai lembaga, termasuk Unicef. Kepala Perwakilan Unicef Wilayah Jawa, Tubagus Arie Rukmantara, mengapresiasi komitmen Jawa Timur dalam menjalankan agenda gizi berkelanjutan.

Ia menyebut provinsi ini sebagai pionir dalam berbagai inisiatif fortifikasi pangan nasional.

“Mulai dari yodisasi garam hingga fortifikasi minyak goreng dan tepung, Jawa Timur selalu berada di garis depan. Keberhasilannya bahkan telah diangkat dalam forum-forum global seperti di New York, dan dinilai layak untuk ditiru secara internasional,” jelas Tubagus.

Ia juga menyoroti dampak ekonomis dari kebijakan ini. Dengan menambahkan sekitar seribu rupiah per kilogram beras untuk fortifikasi, manfaat jangka panjang yang diperoleh masyarakat bisa mencapai 17 kali lipat, khususnya dalam aspek kesehatan dan pembangunan manusia.

Sementara itu, akademisi turut memberikan dukungan ilmiah terhadap langkah ini. Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menilai bahwa fortifikasi beras merupakan solusi tepat mengingat karakter konsumsi pangan masyarakat Indonesia yang sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok.

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, saat wawancara.

“Sebagian besar masyarakat kita mengonsumsi nasi dengan lauk seadanya. Maka, jika beras telah mengandung mikronutrien penting, kebutuhan gizi dapat lebih mudah dipenuhi,” terangnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa Unusa telah terlibat aktif dalam program-program peningkatan gizi masyarakat, termasuk di daerah terdampak bencana seperti Lumajang.

Melalui kerja sama dengan mitra internasional, kampus tersebut juga mendorong edukasi gizi sejak usia muda agar generasi berikutnya tumbuh lebih sehat dan siap menjadi orang tua yang sadar gizi.

Program FPBB bukan sekadar aksi distribusi bahan pangan bergizi, tetapi juga upaya membangun kesadaran publik bahwa pemenuhan gizi adalah hak dasar setiap warga negara.

Dengan dukungan perguruan tinggi, lembaga internasional, dan sektor swasta, Jawa Timur menargetkan terwujudnya masyarakat yang lebih sehat dan bebas dari stunting dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor, Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimis bahwa fortifikasi pangan akan menjadi kunci dalam mewujudkan generasi emas yang unggul secara fisik dan intelektual.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *