Example 728x250
Terkini

Lia Istifhama Ungkap Kisah Haikal, Santri Tegar di Tengah Puing

60
×

Lia Istifhama Ungkap Kisah Haikal, Santri Tegar di Tengah Puing

Sebarkan artikel ini
Lia Istifhama
Lia Istifhama, saat menjenguk Haikal. Dok: Kilasjava.id, Nay)

Ibunda Haikal pun mengungkapkan kebanggaannya yang penuh haru. “Bayangkan, di tengah puing yang menindih, anak saya masih ingat salat. Itu yang membuat saya terus bersyukur,” katanya dengan suara bergetar.

Hari kedua, Haikal menyadari bahwa sahabat di sebelahnya telah tiada. Meski begitu, ia tetap berusaha tenang, menghemat tenaga, dan tidak banyak berbicara agar bisa bertahan hidup.

Example 300x600

Menurut sang ibu, Haikal mengingat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) bahwa semakin banyak bergerak, semakin cepat energi tubuh habis. “Dia memilih diam untuk tetap bertahan,” tutur Lia dengan kagum.

Di balik luka dan perawatan intensif yang dijalaninya, Haikal masih menyimpan impian. Ia ingin melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Probolinggo, sekolah yang ia idam-idamkan sejak lama.

Ning Lia saat wawancara,

Mendengar hal itu, Lia berupaya menghubungkan pihak keluarga dengan sekolah tujuan Haikal. “Kami sudah menjalin komunikasi dengan pihak sekolah dan mendapat sinyal positif. Namun fokus utama saat ini adalah kesembuhan Haikal,” jelasnya.

Haikal juga sempat menyampaikan cita-citanya menjadi seorang tentara. Bagi Lia, hal ini bukan sekadar keinginan, melainkan tekad seorang pejuang muda.

“Haikal memiliki keteguhan, keberanian, dan kecerdasan yang luar biasa. Ia pantas disebut patriot kecil bangsa,” ujarnya.

Menurut laporan Basarnas, Haikal berhasil dievakuasi pada Rabu (1/10) pukul 15.22 WIB sebagai korban ke-13.

Tak jauh dari posisinya, seorang santri ditemukan meninggal dunia dalam posisi sujud. Pemandangan itu menjadi simbol ketulusan ibadah para santri.

“Korban yang meninggal insya Allah syahid, karena wafat saat menunaikan ibadah dan menuntut ilmu. Mereka adalah pelita kehidupan umat,” tutur Lia.

“Santri dimanapun berada adalah tanggung jawab kita bersama. Mereka pondasi moral dan religius bangsa. Duka mereka adalah duka kita semua,” tambahnya.

Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, bahkan menyebut penyelamatan Haikal dan Yusuf sebagai momen paling dramatis selama proses evakuasi.

Kisah perjuangan mereka kini menjadi inspirasi, mengingatkan bangsa bahwa di balik musibah selalu ada keteguhan, iman, dan harapan yang tak padam.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *