Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Terkini

Pakar Budaya UNAIR Tanggapi Pembatalan Pameran Lukisan Yos Suprapto

64
×

Pakar Budaya UNAIR Tanggapi Pembatalan Pameran Lukisan Yos Suprapto

Sebarkan artikel ini
Yos Suprapto
Pakar Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR, Puji Karyanto, SS., MHum

KilasJava.id, Surabaya – Pembatalan pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto di Galeri Nasional ramai menjadi perbincangan masyarakat di media sosial.

Pasalnya, pameran lukisan yang seharusnya berlangsung pada Kamis (19/12/2024) tersebut terpaksa batal karena kurator meminta beberapa lukisan diturunkan.

Example 300x600

Kurator menganggap beberapa lukisan tersebut tidak sejalan dengan tema pameran. Banyak pihak menganggap hal ini merupakan bentuk ‘pembredelan’ pada karya lukisan Yos Suprapto.

Pakar Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR, Puji Karyanto, menyayangkan terjadinya pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto itu.

“Kalau terkait dengan pembatalannya patut disayangkan karena bagaimana pun pelukisnya sudah menyiapkan jauh-jauh hari dan sudah ada komunikasi dengan kurator,” ucapnya.

Meski menyayangkan pembatalan pameran itu, Puji juga ingin mengajak untuk melihat persoalan ini secara objektif.

Menurutnya, kurator memang memiliki hak dan tanggung jawab untuk memilih karya mana yang dapat ditampilkan.

“Kurator itu punya hak untuk memilih dan memilah kira-kira bahan mana yang boleh ditampilkan sesuai dengan subjektivitas kurator itu. Apakah sesuai tema atau tidak. Jadi, kalau menurut saya secara objektif ya memang seperti itu fungsi kurator,” jelasnya.

Puji mengungkapkan bahwa pembatalan pameran karya Yos Suprapto merupakan persoalan komunikasi yang tidak berjalan lancar antara seniman dan kurator.

Jalan buntu dalam komunikasi ini berujung pada mundurnya Suwarno Wisetrotomo sebagai kurator pameran tersebut.

“Pak Yos mempunyai hak untuk mengusulkan lukisan, tapi menurut subjektivitas kuratornya itu tidak sesuai dengan tema. Karena deadlock, akhirnya kurator itu memilih mundur daripada mengkurasi lukisan tersebut,” tutur Puji.

Puji turut memberikan tanggapan terkait komentar yang mengatakan bahwa lukisan Yos Sudarso terlalu vulgar dan mengandung unsur kritik.

Bagi Puji, seni memiliki banyak aliran dan seniman berhak mengekspresikan pikiran serta perasaanya secara bebas melalui karya seni.

Di sisi lain, publik juga berhak memilih untuk mengapresiasi karya seni yang sesuai dengan seleranya.

“Masing-masing karya seni itu punya segmentasinya. Seniman punya alirannya dan publik juga berhak untuk memilih segmentasi seni mana yang menjadi pilihan atas kebutuhan artistiknya. Seni memungkinkan orang untuk memilih cara berekspresi, tetapi menjadi hak orang juga untuk menilai apakah karya seni itu vulgar, simbolik, atau yang lain-lain,” jelas Puji.

Sementara itu, terkait pernyataan Menteri Kebudayaan yang menganggap lukisan Yos Suprapto vulgar dan berpotensi menyinggung beberapa pihak, Puji mengatakan bahwa Menteri Kebudayaan seharusnya bisa mewadahi seluruh aliran seni.

“Kalau Fadli Zon berkomentar sebagai pribadi, ya tidak masalah. Itu kan selera pribadinya. Kalau sebagai Menteri Kebudayaan mestinya mewadahi seluruh kemungkinan ekspresi berkesenian karena dia kan menteri kebudayaannya semua aliran,” ujar Puji.

Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *