KilasJava.id, Blitar – Paguyuban Petambak Air Tawar (PPAT) Jawa Timur menyatakan komitmen mendalam untuk mendorong penguatan sektor perikanan air tawar melalui deklarasi dukungan terhadap pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan.
Kegiatan yang berlangsung di Desa Kalipucung, Kabupaten Blitar, pada Kamis (26/6/2025) ini menjadi tonggak penting bagi arah baru pembangunan ekonomi berbasis perikanan di Jawa Timur.
Sebagai salah satu subsektor unggulan, perikanan air tawar telah berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur dengan nilai mencapai Rp1,2 triliun.
Pertumbuhan tahunan yang stabil, berada di angka 5,3 persen, mencerminkan sektor ini tidak hanya memiliki kekuatan ekonomi, tetapi juga potensi pengembangan jangka panjang.
Blitar sendiri dikenal sebagai sentra produksi utama, dengan angka produksi tahunan mencapai 12 ribu ton.
Ikan nila dan lele mendominasi komoditas unggulan, berkat pola budidaya yang telah berlangsung secara masif.
Widia Apriliandra selaku Koordinator PPAT Jatim menyampaikan bahwa keberhasilan tersebut adalah buah dari konsistensi dan dedikasi para petambak di lapangan.
Meski demikian, tantangan struktural masih membayangi para pelaku usaha. Biaya pakan yang menguras hingga dua pertiga dari total biaya produksi menjadi beban utama.
Di sisi lain, keterbatasan akses pasar karena ketergantungan pada tengkulak turut menekan margin keuntungan petambak, menyebabkan siklus usaha mereka berjalan di tempat.
Widia juga menggarisbawahi urgensi modernisasi dalam sistem budidaya.
Saat ini, baru sekitar sepertiga petambak yang mengadopsi teknologi budidaya intensif.
Rendahnya penerapan inovasi menjadi hambatan dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah provinsi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyiapkan sejumlah strategi intervensi.