KILASJAVA.ID, SURABAYA – Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pengajian akbar dengan menghadirkan kiai kondang, KH Qoyyum, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Lasem, Rembang.
Acara ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Maulid yang setiap tahun digelar oleh NU Ranting Keputih.
Panitia pelaksana, Muchlisin Ridho, menjelaskan rangkaian kegiatan telah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya melalui khitanan massal, kirab Maulid, hingga ditutup dengan pengajian akbar.
Menurutnya, peringatan Maulid Nabi tidak sekadar seremonial untuk mengenang kelahiran Rasulullah Muhammad SAW, tetapi juga momentum untuk mengambil hikmah.
“Intisari dari Maulid adalah bagaimana generasi penerus bisa melestarikan budaya lama yang baik, sekaligus mengambil nilai baru untuk terus melakukan kebaikan. Dengan begitu, tradisi tetap terjaga namun sarat makna bagi kehidupan modern,” ujarnya.
Ridho berharap, generasi muda NU khususnya di Keputih mampu menjadi penerus yang berakhlakul karimah, sebagaimana nilai-nilai yang diwariskan para sesepuh terdahulu.
Dalam kesempatan yang sama, Lurah Sukolilo menyampaikan bahwa peringatan Maulid harus dimaknai sebagai ajang mawas diri.
Ia menekankan pentingnya meneladani sikap Nabi Muhammad SAW, terutama dalam hal gotong royong dan kebersamaan.
“Saya berharap dengan peringatan Maulid ini, warga Keputih semakin guyub rukun, bergotong royong, dan bersama-sama membangun bangsa,” ujarnya.
Kegiatan Maulid kali ini juga dirangkaikan dengan pelantikan pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Sukolilo serta pelantikan Ansor Ranting Keputih.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Keputih, Surabaya, telah menjadi tradisi turun-temurun.
Bukan hanya sekadar pengajian, melainkan juga ruang kebersamaan yang melibatkan warga lintas generasi.
Khitanan massal, kirab Maulid, hingga pengajian akbar merupakan rangkaian yang menggambarkan semangat gotong royong sekaligus kecintaan masyarakat kepada Rasulullah.
Tradisi ini menjadi simbol kuat bahwa masyarakat Keputih tidak hanya menjaga nilai religius, tetapi juga merawat kearifan lokal.
Dari nuansa kebersamaan hingga semangat melestarikan budaya, Maulid di Keputih selalu menjadi momentum memperkuat jati diri masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id