Example 728x250
Profil

Lukitasari, Dari Pasmanbaya untuk Petani

26
×

Lukitasari, Dari Pasmanbaya untuk Petani

Sebarkan artikel ini
Lukitasari

KILASJAVA.ID, SURABAYA – Sosoknya dikenal supel dan lincah. Ia adalah Lukitasari, akrab disapa Mbk Kiki, Ketua Bidang Usaha Komunitas Pasmanbaya yang juga menjadi motor di balik suksesnya Milad ke-12 Pasmanbaya beberapa waktu lalu.

Alumni SMAN 4 Surabaya ini kini menapaki jalan sukses sebagai pengusaha di bidang agrobisnis.

Example 300x600

Perjalanan bisnis Kiki dimulai pada 2008 ketika ia mendirikan perusahaan pertamanya yang langsung dipercaya menjadi rekanan TNI.

Delapan tahun kemudian, kepeduliannya pada ketahanan pangan mendorong lahirnya PT. Eka Naga Indonesia. Perusahaan ini bergerak membina petani, terutama petani padi, dengan membentuk kelompok tani yang kemudian terintegrasi dalam Gapoktan.

Hasilnya tidak sederhana. Hingga kini lebih dari 100 Gapoktan berada di bawah binaan Eka Naga Indonesia.

Bagi Kiki, kunci keberhasilan usaha tidak sekadar modal finansial. Dua hal yang lebih fundamental adalah disiplin dan kepercayaan.

“Dua modal ini sangat penting bagi seorang pengusaha. Tanpa kedisiplinan dan kepercayaan, sulit rasanya mencapai kesuksesan,” ujarnya.

Namun jalan itu tidak selalu mulus. Kiki kerap berhadapan dengan beragam pola pikir petani dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga luar Jawa.

Perbedaan adat istiadat dan kondisi tanah menuntut strategi komunikasi yang persuasif. Karena itu, ia membentuk tim penyuluhan di setiap daerah.

Tim inilah yang bertugas meminimalisir kesalahpahaman sekaligus memberi pendampingan terkait sarana dan prasarana pertanian.

Kiki juga menaruh perhatian pada perlindungan hasil panen petani. Menurutnya, petani sering kali dirugikan karena harga dapat dimainkan tengkulak. “Kasihan petani jika tengkulak bisa memainkan harga sesuka hati,” tegasnya.

Kiprahnya semakin nyata ketika dipercaya sebagai Ketua Bidang Usaha Pasmanbaya. Di posisi ini, ia menggagas program ketahanan pangan dengan menggarap lahan jagung seluas 20 hektar dari target 100 hektar.

Jagung dipilih karena perawatannya mudah dan panennya berkelanjutan, sekitar tiga bulan sekali.

Program ini tidak hanya sejalan dengan agenda pemerintah, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi komunitas. Sebagian hasil panen akan dialokasikan sebagai dana kas abadi Pasmanbaya.

Dana ini menjadi sumber pembiayaan kegiatan sosial dan keagamaan komunitas tanpa harus membebani anggota.

“Dengan adanya dana abadi ini, kegiatan seperti milad maupun acara sosial lainnya bisa berjalan lebih ringan,” jelas Kiki.

Ia juga menekankan pentingnya persiapan matang, mulai dari pendataan anggota, pelatihan, hingga workshop. Baginya, pelatihan harus diikuti tindak lanjut konkret agar kendala di lapangan segera teratasi.

Kiki pun menggarisbawahi pentingnya regenerasi dalam tubuh Pasmanbaya agar komunitas tetap eksis dan relevan di tengah masyarakat.

Keterikatan Kiki dengan dunia pertanian sesungguhnya sudah berakar sejak kecil. Lahir di keluarga pemilik sawah di Ambarawa, ia tumbuh dengan kedekatan pada dunia tani.

Pandangannya tegas, ketahanan pangan adalah isu strategis yang menyangkut martabat bangsa.

“Indonesia ini negara agraris. Sudah sewajarnya pertanian menjadi sektor unggulan. Jika dikelola serius, kita tidak perlu impor. Petani bisa mandiri dan terbebas dari jeratan tengkulak,” ujarnya penuh keyakinan.

Kebanggaan terbesar Kiki bukan terletak pada deretan pencapaian bisnis, melainkan pada wajah sumringah petani saat panen raya.

Kebahagiaan itu semakin lengkap ketika petani mampu mengakses bibit dan pupuk dengan mudah.

Dengan pengalaman, visi, dan komitmen yang ia bawa, Kiki berharap kiprahnya bersama PT. Eka Naga Indonesia dan Pasmanbaya dapat menjadi kontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional sekaligus kesejahteraan petani.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *