KILASJAVA.ID, SURABAYA – Minggu pagi di jantung Kota Surabaya diselimuti semangat luar biasa. Ribuan langkah kaki serempak menapaki jalanan kota, mengubah suasana menjadi lautan energi dan sportivitas. Inilah Surabaya ISOPLUS Marathon 2025, ajang lari berskala nasional yang bukan sekadar kompetisi, tetapi perayaan gaya hidup sehat yang menjadi kebanggaan baru warga Kota Pahlawan.
Setelah sukses besar pada tahun 2024, ISOPLUS Run Series kini naik kelas dengan menghadirkan kategori Full Marathon (42K) untuk pertama kalinya. Mengusung tema Unlock Your Greatness, event ini menegaskan komitmen ISOPLUS dalam mengajak masyarakat menemukan potensi terbaik diri melalui aktivitas fisik yang positif dan inklusif.
Tercatat hampir 9.000 pelari ikut serta tahun ini. Dari jumlah tersebut, 4% mengikuti kategori full marathon, 18% half marathon, 33% di 10K, dan 44% di 5K atau fun run.
Pelari pria mendominasi dengan 59,2%, sementara 40,8% peserta adalah perempuan. Uniknya, 44% peserta berasal dari Surabaya dan 56% datang dari luar kota, menjadikan event ini sebagai magnet wisata olahraga yang menghidupkan denyut ekonomi lokal.
Joshua Gunawan, Head of Ready to Drink Beverages Category WINGS Group Indonesia, menyebut Surabaya ISOPLUS Marathon bukan hanya lomba, tetapi gerakan kolektif menuju hidup sehat.
“Sejak enam bulan lalu kami siapkan berbagai program pelatihan bersama pelatih profesional dan ahli gizi. Tujuannya agar pelari tidak hanya siap fisik, tapi juga memiliki pemahaman soal gaya hidup sehat. Medali yang mereka raih hari ini bukan sekadar simbol finis, melainkan bukti bahwa mereka berhasil unlock their greatness,” ujarnya.
Antusiasme juga datang dari Pemerintah Kota Surabaya. Wali Kota Eri Cahyadi menilai, ajang ini memperkuat citra Surabaya sebagai kota yang hidup dengan energi olahraga.
“Surabaya sudah punya budaya lari. Setiap minggu kami buat loop di pusat kota agar masyarakat terbiasa beraktivitas. ISOPLUS Marathon ini mempertegas semangat itu. Kami jaga keamanan, kebersihan, dan suasana agar Surabaya tampil sebagai tuan rumah yang ramah dan inspiratif,” katanya.
Sementara itu, Muhammad Fikser, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat sekaligus Plt. Kadiskominfo Surabaya, menegaskan bahwa dampak ekonominya terasa signifikan.
“Dengan 9.000 peserta, mayoritas dari luar kota, sektor perhotelan, kuliner, dan transportasi mengalami peningkatan luar biasa. Tingkat okupansi hotel-hotel di pusat kota bahkan mencapai 100%. Ini bentuk nyata dari multiplier effect kegiatan olahraga,” ujarnya.
Rute lari yang dirancang juga menjadi daya tarik tersendiri. Para pelari melintasi ikon kota seperti Tugu Pahlawan, Jembatan Merah, Balai Kota, Hotel Majapahit, Museum Siola, hingga koridor utama Surabaya. Balai Kota sendiri disulap menjadi race village, pusat aktivitas sekaligus ruang perayaan bagi para pelari yang menuntaskan tantangan.