Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Pendidikan

Prof Nur Wulan Soroti Krisis Maskulinitas di Indonesia

202
×

Prof Nur Wulan Soroti Krisis Maskulinitas di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Prof Nur Wulan

KilasJava.id, Surabaya – Kajian tentang maskulinitas atau norma kelelakian dalam studi gender di Indonesia masih sangat minim. Hal ini menjadi sorotan Prof Nur Wulan Dra MA PhD, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (UNAIR), dalam orasi ilmiahnya yang disampaikan di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C UNAIR, Rabu (18/12/2024).

Dalam orasinya, Prof Wulan mengungkapkan bahwa studi gender di Indonesia masih didominasi oleh kajian tentang perempuan dan norma keperempuanan. Padahal, maskulinitas sebagai bagian dari studi gender juga memiliki urgensi besar.

Example 300x600

“Sampai saat ini, belum ada jurnal akademik khusus yang membahas laki-laki dan maskulinitas di Indonesia. Begitu pula dengan program studi yang mengkaji secara khusus tema ini di universitas,” ujarnya.

Prof Wulan juga menyoroti fenomena krisis maskulinitas di Indonesia, yang dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kondisi perekonomian yang sulit.

“Ketika lowongan pekerjaan semakin sedikit dan banyak perusahaan gulung tikar, tidak semua laki-laki bisa menjalankan perannya sebagai pencari nafkah utama. Hal ini menimbulkan krisis peran,” jelas Prof Wulan.

Selain itu, semakin banyaknya bidang pekerjaan yang terbuka untuk perempuan juga memperparah situasi. Menurutnya, kondisi ini dapat memicu munculnya kekerasan dalam rumah tangga, kriminalitas, hingga depresi.

“Jika gejala ini muncul dalam keluarga, perempuan dan anak-anak menjadi korban utamanya,” imbuhnya.

Dalam orasi tersebut, Prof Wulan menekankan pentingnya memahami makna menjadi laki-laki Indonesia. Menurutnya, hal ini adalah langkah penting untuk mengatasi krisis maskulinitas sekaligus mengukuhkan jati diri laki-laki Indonesia.

“Laki-laki Indonesia harus memiliki akar budaya yang kuat, terutama yang terkait dengan esensi dan prinsip dasar falsafah hidup bangsa, yaitu Pancasila,” tegasnya.

Ia juga berharap kajian tentang maskulinitas bisa dikembangkan lebih luas di lingkungan akademik, termasuk melalui jurnal khusus dan program studi yang relevan.

Menurut Prof Wulan, kajian tentang maskulinitas tidak hanya penting bagi laki-laki, tetapi juga menjadi bagian dari upaya membangun kesetaraan gender yang lebih harmonis.

“Memahami norma kelelakian secara mendalam tidak hanya akan membantu laki-laki, tetapi juga menciptakan harmoni dalam masyarakat,” tutupnya.

Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *