“Isra Mi’raj adalah peristiwa luar biasa dalam Islam yang terjadi pada malam hari,” jelas Habib Musthofa.
Isra merupakan perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa (Yerusalem), sementara Mi’raj adalah perjalanan Baginda naik ke langit hingga Sidratul Muntaha, bertemu dengan Allah, dan menerima perintah salat lima waktu.
Secara ilmiah, banyak teori yang mencoba menjelaskan kemungkinan Isra Mi’raj dalam konteks sains modern, diantaranya:
– Kecepatan Cahaya dan Teori Relativitas
Perjalanan Rasulullah dari Mekkah ke Yerusalem dan ke langit dalam waktu semalam menimbulkan spekulasi ilmiah terkait konsep waktu relativitas dalam fisika.
Albert Einstein dalam Teori Relativitas menyatakan bahwa waktu bisa melambat dalam kecepatan tinggi, sehingga perjalanan dalam dimensi berbeda mungkin terjadi.
– Lubang Cacing (Wormhole)
Fisikawan modern mengembangkan teori tentang wormhole, sebuah jalur pintas di ruang-waktu yang memungkinkan perjalanan jauh dalam waktu singkat.
Beberapa ilmuwan menganggap kemungkinan adanya “jalan pintas kosmik” yang serupa dengan konsep Mi’raj.
– Dimensi di Luar Alam Semesta
Konsep multiverse dalam fisika kuantum membuka kemungkinan adanya dimensi yang lebih tinggi, di mana perjalanan spiritual seperti Mi’raj bisa terjadi di luar batas pemahaman manusia.
Meskipun sains masih belum bisa sepenuhnya menjelaskan Isra Mi’raj, umat Islam meyakini bahwa ini adalah mukjizat Allah yang membuktikan kebesaran-Nya.