KilasJava.id, Surabaya – Komunitas fotografer dari Surabaya dan Jakarta bersinergi dalam sebuah kegiatan bertajuk “Mendadak Hunting” yang digelar di Hotel Sahid Surabaya, Selasa sore, (3/6/2025).
Acara ini merupakan inisiatif dari Neo Production bersama Goodfriend, dan menjadi ruang temu sekaligus eksplorasi visual bagi para pegiat fotografi lintas kota dan generasi.
Pemilihan Hotel Sahid sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa alasan. Boedy Setiawanz, General Manager Hotel Sahid Surabaya, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung kegiatan seni dan kreativitas, termasuk dalam bidang fotografi.
Ia menyoroti pentingnya memberi ruang bagi talenta muda untuk berkembang dan menampilkan karya mereka.
“Kami melihat banyak talenta muda yang telah menunjukkan hasil karya yang luar biasa. Mereka aktif dan kreatif, bahkan saya melihat sendiri di media sosial bagaimana mereka menghadirkan ide-ide segar dalam dunia fotografi. Kami merasa terhormat karena Sahid kembali menjadi pilihan tempat untuk kegiatan seperti ini,” ungkap Boedy.
Boedy juga menegaskan bahwa Hotel Sahid telah beberapa kali menjadi tuan rumah ajang fotografi dan akan terus membuka diri terhadap kegiatan serupa di masa depan.
Ia menyebut bahwa meskipun hotel ini memiliki nilai historis yang kuat, semangatnya tetap mengikuti perkembangan zaman dan terbuka terhadap generasi muda.
Di sisi lain, Bung Sonixx, salah satu fotografer senior sekaligus owner DJ Applestereo, menjelaskan asal mula terbentuknya komunitas yang menginisiasi acara ini.
Menurutnya, semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap fotografi menjadi fondasi dari kegiatan yang kembali membangkitkan interaksi kreatif ini.
“Dulu kami punya komunitas bernama Godfather. Karena sempat vakum setelah kepergian salah satu senior, kami bangkit lagi dengan nama Goodfriend. Kali ini, kami ajak rekan-rekan dari Neo Model Indonesia yang sedang berada di Surabaya untuk bergabung,” jelas Bung Sonixx.
Acara ini melibatkan sejumlah model dari Jakarta dan Surabaya. Cantika, model asal Jakarta, tampil berkolaborasi dengan model lokal seperti Sabila dan Aulia.
Menariknya, sesi pemotretan ini juga menghadirkan seorang model belia yang masih duduk di bangku kelas enam sekolah dasar.
Penampilan beragam model ini menciptakan nuansa segar dan variatif dalam proses kreatif yang berlangsung.
Dengan melibatkan sekitar 20 fotografer, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga menjadi ruang regenerasi dan transfer semangat antar pelaku seni visual.
Menurut Bung Sonixx, semangat kolektif semacam ini penting untuk menjaga ikatan antar fotografer, sekaligus memperluas jaringan kerja sama kreatif ke depan.
Ia juga menyoroti kekhasan Hotel Sahid sebagai tempat yang mempertahankan bentuk asli dan arsitektur klasiknya.
Di tengah maraknya hotel-hotel bergaya modern, Hotel Sahid dinilai tetap setia pada keotentikannya, yang justru menjadi nilai lebih bagi para fotografer yang ingin menangkap nuansa berbeda.
“Hotel ini legendaris. Banyak hotel modern bermunculan, tapi hanya sedikit yang tetap menjaga orisinalitas seperti Sahid. Justru di sinilah daya tariknya, karena elemen-elemen klasik yang dimiliki hotel ini tidak bisa ditemukan dengan mudah di tempat lain,” pungkas Bung Sonixx.
Melalui “Mendadak Hunting”, semangat untuk kembali berkarya, merawat kebersamaan, dan membangun ruang-ruang kolaboratif menjadi nyata.
Fotografi tidak lagi sekadar hobi atau profesi, melainkan juga jembatan untuk menyatukan ide dan visi lintas latar belakang.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id
