“Sebelum bicara soal bonus demografi, mari kita siapkan kader-kader potensial yang dibutuhkan di abad 21. IPPNU harus menjadi wadah penguatan empat pilar: kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi,” ungkap Aisyah.
Ia menambahkan bahwa Hangout Media bukan semata pelatihan teknis, namun menjadi ruang untuk membangun jejaring, menyusun strategi narasi, dan memperkuat kemampuan berpikir kritis di ranah digital.
“Kami tidak hanya ingin rekanita tampil sebagai talent di depan kamera, tapi juga menjadi penulis naskah, penyusun strategi, bahkan penyuarakan isu perempuan dari perspektif Nahdliyin,” imbuhnya.
Dukungan juga datang dari Ketua LTNNU Jawa Timur sekaligus pengasuh Pesantren Digipreneur Al-Yasmin, H Helmy M Noor.
Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi pesantren dalam mencetak kader digital yang unggul.
“Ini kegiatan luar biasa. Kami siapkan fasilitas terbaik karena ini sesuai dengan misi kami. Saya percaya jika 70 kader ini pulang dan menggerakkan IPPNU hingga tingkat ranting dengan satu semangat, NU akan bergerak jauh lebih cepat melalui tangan kader perempuan,” ujarnya.
Helmy juga mengingatkan agar para peserta tidak sekadar hadir demi dokumentasi belaka, melainkan benar-benar menyerap ilmu dan menjadikannya bekal perjuangan dakwah di ruang digital.
“Seriuslah! Jangan hanya hadir untuk unggahan foto. Dari sini akan lahir generasi IPPNU yang mampu mengubah peta dakwah digital NU,” tegasnya.
Dengan semangat kolaboratif, kegiatan Hangout Media diharapkan mampu menjadi titik tolak lahirnya narasi strategis dan konten digital yang solutif, kreatif, serta mencerminkan nilai-nilai keislaman Nusantara.
IPPNU Jatim menegaskan komitmennya menjadi garda terdepan dakwah digital perempuan muda Nahdlatul Ulama di era transformasi informasi yang kian masif.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id
