Example 728x250
Ekonomi Bisnis

Rawon Misoa Dialog Rasa Jawa dan Tionghoa di Kedai Mak Liem

11
×

Rawon Misoa Dialog Rasa Jawa dan Tionghoa di Kedai Mak Liem

Sebarkan artikel ini
Kedai Mak Liem

KILASJAVA.ID, SURABAYA – Di sebuah sudut kota yang ramai, aroma rawon menyambut pagi dengan kehangatan.

Namun, ada yang berbeda di Kedai Mak Liem, sebuah kedai sederhana yang menjadi ruang temu antara dua kebudayaan lama, Jawa dan Tionghoa. Di sinilah lahir Rawon Misoa, bukan sekadar menu, tetapi narasi rasa yang mengalir lembut di lidah dan membekas di ingatan.

Example 300x600

Rawon, masakan tradisional khas Jawa Timur, dikenal lewat kuah hitamnya yang pekat dari kluwek dan daging sapi yang lunak serta beraroma.

Sementara misoa, mi tipis yang berasal dari dapur klasik Tionghoa, selama ini akrab dengan sajian tim ayam.

Namun Cisca Widodo, pemilik Kedai Mak Liem, membawa gagasan baru. Ia menyandingkan dua warisan kuliner yang berbeda akar, namun saling melengkapi.

“Saya ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda, yang tetap menghormati rasa asli rawon tapi juga membawa nuansa baru. Misoa ini saya rasa cocok, karena lembut dan bisa menyerap kuah rawon dengan baik,” tutur Cisca, yang juga dikenal sebagai anggota GS Investment Group.

Eksperimen sederhana itu menjadi jawaban atas kejenuhan yang selama ini hadir di antara para penikmat misoa.

Ketika disiram kuah rawon, misoa tidak sekadar menjadi pelengkap, ia berubah menjadi penyampai rasa. Lembutnya misoa membalut kekayaan rempah rawon, menghadirkan harmoni yang menggetarkan selera.

Kedai Mak Liem tidak hanya menyajikan makanan. Ia seperti panggung kecil budaya, tempat dua tradisi bersatu dalam harmoni.

Di dalam kedai, gending Jawa mengalun pelan, mengiringi lampion merah yang menggantung tenang dari langit-langit kayu.

Ruang itu seakan mengajak setiap pengunjung untuk duduk sejenak, menyerap nuansa, mendengarkan rasa.

Menu yang ditawarkan pun mencerminkan keberagaman Indonesia. Ada tahu telur yang gurih, sop merah yang segar, pecel yang sederhana namun kuat bumbu, hingga ayam goreng dan nasi campur.

Tapi Rawon Misoa-lah yang menjadi bintang. Ia tidak hanya mengenyangkan, tapi juga mengisahkan. Sebuah pertemuan dua dunia dalam satu mangkuk yang hangat.

Dengan harga yang terjangkau dan jam operasional dari pukul 6 pagi hingga 7 malam, Kedai Mak Liem menjadi pilihan mereka yang mencari sesuatu yang berbeda.

Tidak sekadar makan, tetapi pengalaman. Tidak sekadar kenyang, tetapi cerita.

Misoa dan rawon mungkin berasal dari dua dapur yang tak sama, namun di tangan yang tepat, keduanya bisa berdialog.

Dan dialog itu kini tersaji dalam bentuk Rawon Misoa, perpaduan cita rasa yang lembut, dalam semangkuk kejujuran budaya.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *