Example 728x250
Terkini

Pengajian Selasa Akhir Thoriqoh At-Tijaniyah Hadirkan Syekh Walijauni dari Maroko

99
×

Pengajian Selasa Akhir Thoriqoh At-Tijaniyah Hadirkan Syekh Walijauni dari Maroko

Sebarkan artikel ini
At-Tijaniyah
Suasana saat pengajian Selasa akhir di Masjid Ar-Radhah.

KILASJAVA.ID, BANGKALAN – Suasana religius menyelimuti Masjid Ar Raudhah Kemarong, Desa Janteh, Kwanyar, Bangkalan, Selasa (19/8/2025), ketika ribuan jemaah Thoriqoh At-Tijaniyah menghadiri pengajian rutin Selasa akhir.

Acara ini menjadi semakin istimewa karena turut dihadiri Syekh Walijauni, ulama terkemuka asal Maroko, yang menambah khidmat dan daya tarik pertemuan tersebut.

Example 300x600

Ketua panitia, Ustaz DR. KH. Nur Fauzi Palestine, S. HUM., M.Ag, selaku tuan rumah, mengungkapkan rasa syukur atas antusiasme luar biasa masyarakat.

“Alhamdulillah, para muqoddam, ikhwan, dan muhibbin berkumpul dengan penuh semangat. Kehadiran Syekh Walijauni dari Maroko membawa keberkahan, terlebih di momentum peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke- 80,” ujarnya.

Rangkaian acara dimulai dengan salat berjamaah, dilanjutkan dzikir bersama dengan lantunan istighfar, kalimat tauhid, serta shalawat Nabi, sebelum ditutup dengan tausiyah para muqoddam.

Tradisi pengajian ini memang rutin digelar setiap bulan, berpindah dari satu daerah ke daerah lain, sebagai sarana mempererat ukhuwah dan menjaga kerukunan anter jemaah.

“Kali ini Bangkalan mendapat giliran menjadi tuan rumah. Alhamdulillah, saudara-saudara kita dari berbagai daerah di Jawa Timur hadir. Harapan kami, pengamalan thoriqoh ini tidak berhenti pada ibadah individual, melainkan memperkuat persatuan dan solidaritas antar umat,” tambah Fauzi.

KH. Mas Nauval Baseban (baju putih) dan DR. KH. Nur Fauzi Palestine, S. HUM., M.Ag., saat wawancara.

Senada, KH. Mas Nauval Baseban, salah satu muqoddam asal Surabaya sekaligus cucu Syekh Umar Baidhowi, menjelaskan secara rinci ajaran utama thoriqoh At-Tijaniyah. Ia menekankan tiga wirid pokok yang menjadi amalan inti, yakni wirid Lazimah (pagi dan sore), wirid Wadhifah (harian), dan wirid Hailalah (mingguan).

“Thoriqoh ini berakar dari ajaran Sayyidi Syekh Ahmad bin Muhammad At-Tijani dari Aljazair. Amaliahnya tidak hanya untuk pengikut thoriqoh, tetapi juga terbuka bagi para muhibbin yang ingin berpartisipasi,” jelasnya.

KH. Mas Nauval juga menegaskan bahwa thoriqoh At-Tijaniyah bukan sarana memisahkan umat, melainkan ruang untuk mempererat silaturahmi dan berdoa bersama demi keselamatan bangsa.

“Insya Allah, pengajian ini adalah wujud kebersamaan. Bukan untuk memecah belah, melainkan memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menjaga persatuan Indonesia,” tandasnya.

Dengan jamaah yang terus bertambah dari waktu ke waktu, pengajian rutin Selasa akhir Thoriqoh At-Tijaniyah bukan hanya menjadi sarana dzikir, tetapi juga momentum spiritual untuk memperkokoh ikatan persaudaraan sekaligus mempertebal doa bagi kejayaan bangsa dan negara.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *