Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Pendidikan

Solusi Vaksin Stabil Tanpa Rantai Dingin, Ini Penjelasan Prof Helmy

63
×

Solusi Vaksin Stabil Tanpa Rantai Dingin, Ini Penjelasan Prof Helmy

Sebarkan artikel ini
Prof Helmy

KilasJava.id, Surabaya – Universitas Airlangga (UNAIR) resmi mengukuhkan Prof Helmy Yusuf SSi Apt MSc PhD sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi dan Formulasi Sediaan Solida. Acara pengukuhan berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C UNAIR pada Selasa (17/12/2024).

Dalam orasi ilmiahnya bertajuk Inovasi Formulasi Sediaan Padat Menggunakan Bahan Amfifilik dalam Pemenuhan Kebutuhan Obat dan Vaksin yang Stabil dan Efisien, Prof Helmy memaparkan tantangan pengembangan obat dan vaksin, terutama di negara tropis seperti Indonesia.

Example 300x600

Prof Helmy menjelaskan bahwa 70 persen pengembangan obat baru berfokus pada Biopharmaceutics Classification System (BCS) Kelas II, yang memiliki sifat kelarutan rendah tetapi permeabilitas tinggi. Tantangan ini menyebabkan efektivitas obat sulit dicapai.

Sementara itu, pengembangan vaksin menghadapi masalah stabilitas, rantai pasok, dan masa simpan. “Vaksin memerlukan suhu stabil dan rantai dingin yang kuat untuk menjaga efektivitasnya. Hal ini menjadi kendala bagi distribusi ke daerah terpencil,” ujar Prof Helmy.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof Helmy mengusulkan penggunaan senyawa amfifilik. Senyawa ini memiliki sifat unik dengan dua bagian molekul, yakni hidrofilik (menyukai air) dan hidrofobik (menolak air).

“Senyawa amfifilik mampu meningkatkan kelarutan, bioavailabilitas, dan stabilitas obat serta vaksin. Selain itu, sistem ini memudahkan penghantaran produk farmasi melewati hambatan biologis tubuh,” jelasnya.

Dalam formulasi obat, senyawa amfifilik membantu melarutkan obat, melindunginya dari degradasi, dan mengarahkan penghantaran ke area target. Sementara untuk vaksin, senyawa ini berperan sebagai stabilisator antigen, adjuvan, dan pembawa, sekaligus meningkatkan respons imun secara berkelanjutan.

“Penelitian menunjukkan bahan amfifilik mampu meningkatkan kemampuan penetrasi dan imunogenitas vaksin,” kata Prof Helmy.

Untuk mengatasi keterbatasan vaksin cair, Prof Helmy mengembangkan formulasi vaksin dalam bentuk padat menggunakan teknologi beku-kering (liofilisasi). Dengan teknologi ini, vaksin memiliki masa simpan lebih panjang dan tidak memerlukan fasilitas rantai dingin.

“Teknologi ini mampu memangkas biaya operasional imunisasi, terutama untuk distribusi di daerah terpencil,” tambahnya.

Prof Helmy juga memperkenalkan inovasi vaksin dalam bentuk tablet sublingual, yang diletakkan di bawah lidah dan larut tanpa bantuan jarum suntik. Metode ini diharapkan menjadi solusi bagi individu dengan fobia jarum serta memudahkan mekanisme pemberian vaksin di masa depan.

Dengan inovasi ini, formulasi obat dan vaksin diharapkan menjadi lebih stabil, efisien, serta mudah diakses oleh masyarakat luas, terutama di negara berkembang.

Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *