Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Pendidikan

UNAIR Kukuhkan Enam Guru Besar, Perkuat Fondasi Intelektual dan Riset Berkelanjutan

7
×

UNAIR Kukuhkan Enam Guru Besar, Perkuat Fondasi Intelektual dan Riset Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
Enam Guru Besar

KilasJava.id, Surabaya – Universitas Airlangga kembali menorehkan prestasi akademik melalui pengukuhan enam guru besar baru dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada Rabu, 28 Mei 2025.

Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C UNAIR, sebagai wujud penghargaan atas kontribusi intelektual dan riset yang signifikan dalam pengembangan ilmu ekonomi dan manajemen.

Example 300x600

Enam akademisi yang dikukuhkan yakni Prof Dr Nuri Herachwati Dra Ec MSi MSc, Prof Drs Ec Tri Haryanto MP PhD, Prof Dr Deni Kusumawardani SE MSi, Prof Dr Gancar Candra Premananto SE MSi, Prof Fitri Ismiyanti SE MSi, dan Prof Dr Heru Tjaraka SE MSi BKP Ak CA.

Mereka merupakan representasi dari capaian akademik tertinggi yang diraih melalui konsistensi dalam riset, pengajaran, dan pengabdian masyarakat.

Rektor Universitas Airlangga, Prof Dr Mohammad Nasih MT Ak CA, dalam sambutannya menyatakan bahwa pengukuhan ini merupakan bagian dari upaya institusi untuk mengokohkan FEB UNAIR sebagai motor penggerak akademik nasional.

Ia menegaskan bahwa kontribusi keilmuan dari para guru besar tidak hanya penting dalam pengembangan reputasi universitas, tetapi juga dalam mengarahkan transformasi sosial yang berkelanjutan.

“Riset merupakan tulang punggung dari kemajuan ilmu pengetahuan. Namun, riset yang hanya berhenti pada publikasi tidak akan memberi dampak luas. Oleh karena itu, hasil riset harus diterjemahkan ke dalam pembelajaran yang mutakhir dan solusi nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa pembelajaran di kelas semestinya berbasis pada temuan-temuan terbaru dan kasus-kasus relevan yang berasal dari pengalaman empiris.

Menurutnya, dengan pendekatan tersebut, proses pendidikan akan lebih bermakna dan menghasilkan lulusan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

Lebih jauh, Prof Nasih menyoroti peran pendidikan tinggi dalam mendukung agenda kebangsaan, termasuk dalam hal ketahanan pangan.

Ia menyebutkan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan merupakan mandat konstitusional sekaligus tanggung jawab moral sivitas akademika.

“Ketahanan pangan bukan sekadar isu ekonomi, melainkan bagian dari ibadah sosial. Memberi makan kepada orang yang membutuhkan adalah tindakan mulia. Maka dari itu, riset-riset kita harus mampu menjawab persoalan tersebut,” ujar Prof Nasih.

Ia juga menekankan pentingnya integrasi antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Dalam konteks itu, konsep green economy dan ekologi hijau menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan produktivitas pangan dan keseimbangan ekologis. “Kerusakan lingkungan akan langsung berdampak pada produktivitas pertanian.

Oleh karena itu, tanggung jawab kita mencakup pelestarian alam sebagai bagian dari pembangunan nasional,” tambahnya.

Pengukuhan enam guru besar ini mencerminkan tidak hanya keberhasilan akademik individu, tetapi juga kekuatan institusional Universitas Airlangga dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang transformatif, relevan, dan inklusif.

Ke depan, UNAIR berkomitmen untuk terus mencetak ilmuwan unggul yang mampu menjawab tantangan global dan memberi kontribusi nyata bagi kemaslahatan umat.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *