Example 728x250
Pendidikan

Prestasi Mahasiswa UNAIR di Global Youth Innovation Summit 2025

4
×

Prestasi Mahasiswa UNAIR di Global Youth Innovation Summit 2025

Sebarkan artikel ini
Raissyah
Raissyah Fatika, mahasiswa FKM yang berhasil menjadi special Top 10 Funded Delegate dalam GYIS. (Foto: Narasumber)

KILASJAVA.ID, SURABAYA – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengharumkan nama almamater di kancah internasional. Raissyah Fatika, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), berhasil masuk dalam jajaran Special Top 10 Funded Delegate pada ajang Global Youth Innovation Summit (GYIS) 2025 yang berlangsung di Singapura dan Malaysia pada 24–27 Agustus 2025.

GYIS merupakan forum inovasi global yang menitikberatkan pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Example 300x600

Dalam ajang tersebut, Raissyah bersama timnya meraih dua penghargaan bergengsi sekaligus, yakni 3rd Place Best Team dan 2nd Place SDGs Project Video. Selain kompetisi, peserta juga mendapatkan kesempatan mengunjungi kampus-kampus ternama dunia seperti Nanyang Technological University (NTU), University of Malaya, dan International Islamic University Malaysia (IIUM).

Inovasi yang diangkat Raissyah berfokus pada isu kesehatan mental di era digital. Ia bersama timnya menginisiasi KawanSeasa dan prototipe aplikasi RuangSeasa sebagai solusi ruang aman di dunia maya.

Aplikasi ini dilengkapi dengan AsaBot, sebuah AI Chat Box yang berfungsi sebagai teman virtual sekaligus sistem pendukung psikososial.

Selain itu, RuangSeasa juga menyajikan bacaan edukatif seputar kesehatan mental serta fitur find help nearby yang dapat menghubungkan pengguna dengan layanan psikolog terdekat.

“Saat ini banyak konten di media sosial yang menggiring opini publik dan menimbulkan efek overwhelming. Harapan kami, KawanSeasa dapat hadir sebagai ruang aman di dunia digital,” ujar Raissyah.

Keikutsertaan Raissyah dalam GYIS tidak diraih dengan mudah. Ia harus melewati serangkaian tahapan seleksi mulai dari administrasi, tes kebangsaan, Leaderless Group Discussion (LGD), hingga wawancara.

Menurutnya, mental kompetitif menjadi kunci untuk lolos. “Mental kompetitif itu wajib dipersiapkan. Untuk tahapan lainnya, aku banyak riset dan update isu terkini,” ungkapnya.

Bagi Raissyah, ajang ini bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang kolaborasi lintas negara. Ia menilai pengalaman ini menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan akademiknya, terutama menjelang tahun terakhir kuliahnya di UNAIR.

“Kesempatan ini adalah ruang kolaborasi bagi pemuda Indonesia untuk belajar kritis dan inovatif. Aku ingin memanfaatkan setiap peluang selama masih menjadi mahasiswa dengan sebaik mungkin,” pungkasnya.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 300250 Example 300250
Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *