KilasJava.id, Surabaya – Pasca tragedi berdarah terkait Pilkada di Sampang, Madura, sejumlah tokoh masyarakat kembali menyerukan Pilkada damai.
Seruan ini ditujukan untuk mengajak masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur dan Madura, agar menyambut pesta demokrasi dengan riang gembira tanpa menimbulkan konflik atau permusuhan.
Ketegangan di Pilkada Sampang berujung pada konflik fisik antar pendukung kandidat, hingga timbul korban.
Peristiwa ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan, meski berbeda pilihan politik.
Pilkada, sebagai pesta demokrasi, seharusnya menjadi ajang memperkuat ukhuwah, bukan memecah belah.
Mat Mochtar, salah satu tokoh masyarakat Jawa Timur, menyayangkan tragedi di Sampang dan menyerukan perdamaian.
Ia mengingatkan bahwa Pilkada hanyalah kepentingan sesaat yang tidak boleh merusak hubungan persaudaraan.
“Kalau Pilkada itu hanya sementara, kita sebagai masyarakat akan tetap saudara selamanya. Jangan karena kepentingan sesaat ini sampai ada pertumpahan darah. Mari kita jaga kondusifitas dan sukseskan pesta demokrasi ini dengan damai, senyum, dan gembira,” ujar Mat Mochtar pada Kilasjava,id. usai mengikuti debat ketiga Pilgub Jatim.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk meninggalkan fanatisme politik yang berlebihan dan tetap menghormati perbedaan pilihan demi menjaga persatuan bangsa.
Pesan damai juga disuarakan oleh para konten kreator asal Madura melalui berbagai platform media sosial. Mereka mengkampanyekan Pilkada damai dengan kreativitas, mengajak masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan menghindari kekerasan dalam proses demokrasi.
Para tokoh masyarakat menekankan bahwa Pilkada adalah momentum untuk memilih pemimpin, bukan ajang permusuhan.
Mereka berharap peristiwa di Sampang menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang di tempat lain.
“Mari kita sukseskan Pilkada ini dengan menjunjung tinggi nilai ukhuwah dan persaudaraan. Jangan sampai perbedaan pilihan politik memecah belah kita sebagai bangsa,” tutup Mat Mochtar.
