KilasJava.id, Surabaya – Dika Maulidya Sari adalah salah satu mahasiswa Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang resmi dikukuhkan sebagai dokter pada 20 Februari.
Sejak kecil, Lidya, sapaan akrabnya, sudah memimpikan profesi dokter. Namun, saat SMA, ia mulai meragukan kemampuannya untuk mewujudkan cita-cita tersebut, baik dari segi akademik maupun finansial.
Meski begitu, Lidya tetap mengikuti kata hatinya. Ia percaya bahwa usaha yang tekun, doa, dan kepercayaan diri adalah kunci utama.
Keputusan memilih Unusa pun terasa seperti takdir, terutama setelah tidak lolos SNMPTN dan SBMPTN.
Dukungan penuh dari keluarganya, yang aktif di organisasi NU, semakin menguatkan niatnya untuk menempuh pendidikan di Unusa.
Selama kuliah, Lidya merasakan banyak manfaat, mulai dari bimbingan langsung oleh para spesialis hingga lingkungan perkuliahan yang Islami dan suportif.
Meski sempat merasa berkecil hati karena kuliah di kampus swasta, ia menyadari bahwa kesempatan belajar di Unusa tetap sangat berharga.
Lidya juga aktif dalam berbagai kegiatan di luar akademik. Ia bergabung dengan Tim Bantuan Medis (TMB) FK Unusa, aktif di Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), serta menjadi relawan dalam berbagai kegiatan sosial.
Pengalaman pertamanya sebagai relawan dimulai pada 2017 di Pasuruan, dan yang terbaru, ia mengikuti program volunteering nasional di Sumba Timur.
Dari ribuan pendaftar, hanya 60 yang lolos seleksi, termasuk dirinya. Selama satu minggu, ia dan tim memberikan penyuluhan kesehatan, medical checkup, hingga home visit.
Menjadi dokter bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi juga tentang pengabdian kepada masyarakat. Lidya telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, impian bisa terwujud, meski dihadapkan pada berbagai tantangan.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id