Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Terkini

Khofifah-Emil Kembali Pimpin Jatim, Wujudkan “Gerbang Baru Nusantara”

33
×

Khofifah-Emil Kembali Pimpin Jatim, Wujudkan “Gerbang Baru Nusantara”

Sebarkan artikel ini
Khofifah
Suasana saat FGD

KilasJava.id, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak kembali terpilih untuk periode 2025-2030.

Di periode keduanya, Khofifah mengusung visi besar bertajuk “Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara”.

Example 300x600

Visi ini menegaskan peran strategis Jawa Timur sebagai pusat perdagangan dan penghubung utama antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur.

Sebagai provinsi yang menjadi penyuplai utama komoditas pertanian dan industri ke wilayah timur Indonesia, Jawa Timur semakin diuntungkan dengan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Namun, progres pembangunan IKN yang masih belum maksimal menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan visi tersebut.

Dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara, Peluang & Tantangan?” yang digelar di RKTP Cafe Surabaya, sejumlah narasumber membahas visi besar ini secara mendalam.

Pemimpin Redaksi Ayojatim.com, Dr. Harliantara, menilai bahwa visi ini membawa harapan besar, namun perlu langkah konkret dan strategi yang jelas.

“Ada dua perspektif yang perlu diperjelas, apakah Jawa Timur akan fokus sebagai penghubung ke IKN, atau justru memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi dan perdagangan untuk seluruh Nusantara? Ini harus dirumuskan dengan jelas agar tidak kehilangan arah,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Jairi Irawan, menilai bahwa visi ini bisa menjadi pemersatu seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur dengan pemerintah provinsi.

“Keselarasan visi dan misi sangat penting agar RPJMD kabupaten dan kota sejalan dengan RPJMD provinsi. Dengan begitu, lompatan visi yang diinginkan Gubernur Khofifah bisa terwujud di seluruh daerah,” ucapnya.

Baihaki Sirajt, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI), mengingatkan agar visi ini tidak sekadar menjadi slogan.

“Jika dalam 100 hari kerja tidak ada progres nyata, maka masyarakat akan menilai bahwa ‘Gerbang Baru Nusantara’ ini hanya sebatas jargon, seperti yang terjadi pada pembangunan IKN yang masih antara maju dan tidak,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPW PKS Jatim, H. Irwan Setiawan, optimistis bahwa Khofifah dan Emil mampu mewujudkan visi tersebut.

“Kuncinya adalah kolaborasi antara pemerintah, partai politik, swasta, dan masyarakat. Jika potensi ekonomi, budaya, dan pariwisata dikelola dengan serius, maka ‘Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara’ bukan sekadar wacana,” ungkapnya.

Menurutnya, periode kedua Khofifah adalah kesempatan emas untuk membuktikan visi ini.

“Di periode pertama, dengan tantangan eksternal seperti pandemi Covid-19, indikator kinerja Jawa Timur tetap meningkat. Indeks Pembangunan Manusia naik, angka kemiskinan turun, termasuk kemiskinan ekstrem. Ini menunjukkan bahwa Khofifah memiliki kapasitas untuk membawa Jawa Timur lebih maju,” tambahnya.

Dengan tantangan dan peluang yang ada, keberhasilan visi “Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara” akan sangat bergantung pada implementasi program secara nyata.

Apakah Jawa Timur mampu menjadi pusat ekonomi baru yang menghubungkan Nusantara, atau hanya sekadar menjadi gerbang yang dilewati, semuanya bergantung pada kepemimpinan Khofifah-Emil di periode kedua ini.

Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *