KILASJAVA.ID, SURABAYA – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali harumkan nama Indonesia di kancah internasional. Seal Team berhasil meraih Silver Medal pada Indonesia Inventors Day (IID) 2025 berkat inovasi aplikasi edukasi laut berbasis AI.
Melalui ajang Indonesia Inventors Day (IID) 2025 yang berlangsung pada 11–14 September 2025 di SMESCO Hall, Jakarta, tim mahasiswa UNAIR yang tergabung dalam Seal Team berhasil meraih Silver Medal pada kategori Information, Communication, and Technology/IoT and Apps/Educational and Teaching Tools Materials.
Kompetisi bergengsi ini diikuti 1.180 peserta dari 42 negara. Seal Team hadir sebagai representasi UNAIR dengan mengusung inovasi berjudul SEAL, Development of the AI-Integrated Sea Learning Adventure Application Engagement for Action and Learning in Ocean Conservation through the Pancasila Student Profile Project.
Seal Team terdiri dari tujuh mahasiswa lintas program studi, yaitu Andini Ariani Carolina dan Alfito Putra Ginarta (Teknologi Hasil Perikanan), Dionisius Jeconia Soerjanto serta Ishak Vransisco Waraney Goklas Pandjaitan (Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan), Muhammad Adrian Wirakusumah (Sistem Informasi), dan Alifah Rahmah (Rekayasa Nanoteknologi).
Mereka juga berkolaborasi dengan Farrel Bhanu Mahardhika dari Institut Teknologi Kalimantan.
Inovasi yang mereka kembangkan berupa aplikasi Sea Learning Adventure (SEAL), sebuah platform pembelajaran berbasis artificial intelligence (AI) yang mengintegrasikan konsep virtual learning dengan aksi nyata konservasi laut.
Mengusung konsep edutainment, aplikasi ini memungkinkan siswa untuk mengenal ekosistem laut melalui game interaktif, tantangan digital, serta misi lapangan secara langsung.
Keunikan aplikasi SEAL terletak pada integrasinya dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang menekankan pendidikan berbasis proyek untuk membangun karakter kritis, kolaboratif, mandiri, serta peduli lingkungan.
Lebih jauh, aplikasi ini juga selaras dengan agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 4 (Quality Education), 13 (Climate Action), dan 14 (Life Below Water).
“Di Indonesia, kurikulum pendidikan menggunakan pendekatan P5. Maka dari itu, kami menyelaraskan proyek ini dengan kebutuhan kurikulum yang ada. Harapannya, aplikasi ini tidak hanya relevan bagi siswa, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi lingkungan,” ungkap Andini mewakili tim.
Perjalanan menuju penghargaan ini tidak berlangsung mulus. Seal Team harus melalui proses panjang sejak pengajuan proposal, abstrak, hingga mock-up aplikasi pada Juni lalu, sebelum akhirnya menerima pengumuman lolos seleksi pada Juli.
Andini menuturkan, kendala utama yang mereka hadapi adalah pembagian waktu. “Kami angkatan 2022, jadi cukup sibuk dengan kegiatan PKL dan magang masing-masing. Sempat vakum beberapa waktu, tapi beberapa minggu terakhir kami kembali fokus mengerjakan proyek ini hingga bisa sampai ke tahap kompetisi,” jelasnya.
Prestasi ini menjadi bukti komitmen mahasiswa UNAIR dalam menghasilkan karya inovatif sekaligus berkontribusi pada isu global, khususnya pelestarian lingkungan laut.
Seal Team tidak hanya mengharumkan nama universitas, tetapi juga menunjukkan bahwa sinergi lintas disiplin ilmu mampu melahirkan solusi kreatif yang berdampak luas.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id