KilasJava.id Surabaya – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar Uji Masyarakat Kampus (UMK) sebagai bagian dari rangkaian pemilihan Rektor UNAIR.
Acara yang diselenggarakan pada Rabu (12/3/2025) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus MERR-C UNAIR ini menjadi ajang empat calon rektor untuk memaparkan program strategisnya dalam memimpin UNAIR selama 5 tahun ke depan.
Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai elemen civitas academica UNAIR tersebut menghadirkan empat kandidat rektor, yaitu Prof. Badri Munir Sukoco, SE, MBA, PhD; Prof. Hery Purnobasuki, MSi, PhD; dr. Yan Efrata Sembiring, Sp.BTkv; dan Prof. Muhammad Miftahussurur, dr, MKes, Sp.PD-KGEH.
Ketua Panitia Seleksi Calon Rektor, Prof. Dr. Suryanto, M.Si, Psikolog, dalam sambutannya menyampaikan bahwa UMK merupakan rangkaian penting dari proses pemilihan rektor di mana para kandidat memperkenalkan diri serta menyampaikan program strategis yang sesuai dengan statuta UNAIR.
“Selain menjadi ajang dalam menyampaikan berbagai program strategis, uji masyarakat kampus juga bertujuan untuk memperkenalkan calon rektor kepada seluruh civitas academica UNAIR,” tuturnya.
Prof. Dr. M. Hadi Shubhan, SH, MH, C.N menegaskan bahwa UMK dapat dijadikan sebagai momentum untuk lebih mengenal calon pemimpin UNAIR selama 5 tahun ke depan.
Dalam penyelenggaraannya, UMK menghadirkan tim penilai khusus untuk memberikan catatan evaluatif bagi setiap calon rektor yang memaparkan programnya.
“Penilai uji masyarakat kampus berasal dari guru besar senior dan fakultasnya pun tidak mencalonkan menjadi calon rektor. Penilai akan memberikan catatan-catatan yang akan menjadi acuan senat akademik untuk memilih tiga calon rektor yang akan maju ke pemilihan di Majelis Wali Amanat,” ungkapnya.
Prof. Hadi juga menjelaskan bahwa pemilihan tiga calon rektor untuk maju ke Majelis Wali Amanat (MWA) akan dilakukan pada bulan April mendatang melalui tahap uji kepatutan dan kelayakan.
Tiga nama yang diajukan selanjutnya akan dipilih langsung oleh Majelis Wali Amanat yang terdiri dari 21 anggota, dengan komposisi perwakilan dari kementerian, internal UNAIR, dan masyarakat.
“Penilaian dilakukan dengan adil dan transparan yang dilihat dari performa saat menyampaikan program, program yang diusung dan interaksi dengan audiens. Harapannya dari calon rektor tersebut dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi UNAIR kedepannya,” tambahnya.
UMK ini menjadi tahapan krusial dalam proses demokratisasi pemilihan pimpinan di UNAIR, sekaligus memastikan bahwa calon rektor terpilih nantinya benar-benar memahami kebutuhan dan arah pengembangan universitas untuk lima tahun mendatang.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id