KILASJAVA.ID, SURABAYA – Problematika sekolah inklusi di Indonesia masih menyisakan banyak tantangan, khususnya dalam memberikan layanan pendidikan yang sesuai bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).
Kesadaran masyarakat dan tenaga pendidik terhadap pendekatan yang tepat masih belum merata. Untuk menjawab kebutuhan ini, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bekerja sama dengan Tasuc Corporation Jepang dalam menyelenggarakan Kuliah Pakar yang menghadirkan langsung pakar pendidikan disabilitas, Ukai Saito.
Acara yang digelar di Auditorium Lantai 9 Unusa Tower ini memperkenalkan Japanese Seven Key Points (J*sKeps), sebuah modul pendidikan khusus yang dikembangkan oleh Tasuc Corporation.
Modul ini bertujuan meningkatkan efektivitas pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus melalui pendekatan yang lebih dinamis dan holistik.
“Pendidikan ABK di Indonesia masih belum maksimal. Ada aspek penting yang belum tersentuh, sehingga banyak orang dewasa di sekitar anak-anak ini belum mampu memahami kebutuhan mereka. Situasi ini pernah pula terjadi di Jepang beberapa dekade lalu,” ungkap Ukai Saito.
Menurutnya, salah satu tantangan utama dalam mendidik ABK adalah potensi diskriminasi yang menyebabkan anak kehilangan kepercayaan diri.
Untuk mengatasinya, diperlukan serangkaian tahapan, mulai dari membangun keyakinan, pemahaman, pengetahuan, hingga pemberian pengalaman bermakna.
Tahapan kedua, yakni membangun pemahaman, dianggap sebagai kunci untuk mengurangi stigma sosial terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.
Ukai menekankan pentingnya keterlibatan aktif orang tua dalam proses pendidikan ABK.
“Ketika orang tua mampu memahami kondisi anak mereka, dukungan terhadap rehabilitasi dan proses tumbuh kembangnya menjadi lebih tepat sasaran,” jelasnya.
Salah satu pendekatan yang ditawarkan oleh Tasuc Corporation melalui J*sKeps adalah penggunaan asesmen dinamis.
Berbeda dari asesmen konvensional yang hanya fokus pada diagnosis, asesmen dinamis memberikan gambaran menyeluruh mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendukung perkembangan anak.