KILASJAVA.ID, GRESIK – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 6 menunjukkan kepedulian terhadap isu lingkungan melalui inovasi sabun alami berbahan limbah cangkang kerang hijau.
Gagasan kreatif ini lahir dari hasil observasi mereka di Desa Ngawen, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, yang selama ini menghadapi persoalan serius akibat penumpukan limbah cangkang kerang hijau di wilayah pesisirnya.
Ketua tim KKN, Abdur Rahman Akhtar, menjelaskan bahwa inisiatif ini dimulai setelah menerima masukan dari perangkat desa mengenai permasalahan limbah yang mencemari lingkungan dan menimbulkan bau tidak sedap.
Menyadari urgensi tersebut, timnya mulai merancang solusi yang tidak hanya menyentuh aspek lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat.
“Kami mencoba menggali potensi dari limbah yang ada. Alih-alih menjadi beban, limbah kerang ini ternyata dapat diolah menjadi produk sabun yang bermanfaat dan bernilai jual,” ujarnya.
Tim KKN UNAIR yang terdiri dari sembilan mahasiswa kemudian mencetuskan program bertajuk “Shell Soap”.
Program ini bertujuan mendorong warga, khususnya ibu-ibu PKK, untuk mengolah limbah secara mandiri dan menghasilkan produk alternatif yang ramah lingkungan. Atas rekomendasi perangkat desa, sosialisasi dan pelatihan pembuatan sabun dilakukan melalui forum PKK yang memiliki struktur dan keterlibatan aktif di masyarakat.
Proses pembuatan sabun melibatkan serangkaian tahapan sederhana namun efektif. Cangkang kerang terlebih dahulu dibersihkan dan dijemur, lalu dibakar selama beberapa jam hingga hancur.
Hasil pembakaran berupa kapur sirih kemudian dicampur dengan minyak bekas, abu soda, air, dan parfum. Setelah diaduk sekitar satu jam, campuran tersebut dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mengeras selama dua hingga empat minggu.
Menurut Akhtar, metode ini dirancang agar mudah diikuti warga, sekaligus memberikan wawasan baru bahwa limbah bisa dimanfaatkan secara produktif.
Ia juga menyebut bahwa lahan penumpukan limbah di desa mencapai beberapa hektar dan menimbulkan masalah lingkungan yang cukup signifikan.
“Pembuatan sabun ini menjadi salah satu cara untuk mengurangi volume limbah yang selama ini dibiarkan menumpuk. Dengan pendekatan ini, kami ingin mendorong warga agar melihat limbah bukan sebagai masalah, tetapi sebagai peluang,” tambahnya.
Respons masyarakat pun terbilang positif. Ibu-ibu PKK antusias mengikuti pelatihan dan menunjukkan ketertarikan terhadap kemungkinan produksi sabun secara berkelanjutan.
Bagi mahasiswa KKN, keterlibatan warga menjadi kunci agar program ini dapat terus berjalan bahkan setelah masa pengabdian mereka selesai.
Tim berharap inovasi ini mampu menjadi gerakan yang lebih luas. Selain membantu menyelesaikan persoalan limbah, sabun dari cangkang kerang hijau juga diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir.
“Kami ingin warga tidak hanya memanfaatkan sabun ini untuk keperluan pribadi, tapi juga memikirkan potensi pemasaran agar bisa menambah penghasilan keluarga,” pungkas Akhtar.
Inovasi mahasiswa UNAIR ini menjadi bukti bahwa pendekatan ilmiah dan kreativitas dapat menghadirkan solusi konkret atas permasalahan lingkungan di tingkat desa.
Dengan sentuhan edukasi dan partisipasi masyarakat, limbah pun dapat disulap menjadi sumber daya yang berguna.
***Kunjungi kami di news google KilasJava.id