Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
Terkini

Waspada Gigitan Hewan: Risiko Infeksi dan Cara Penanganannya

79
×

Waspada Gigitan Hewan: Risiko Infeksi dan Cara Penanganannya

Sebarkan artikel ini
Gigitan hewan
dr. Kurnia Alisaputri, SpPD, Dosen Kedokteran FIKKIA.

KilasJava.id, Surabaya – Gigitan hewan dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, baik di rumah, lingkungan sekitar, maupun saat bepergian.

Tidak hanya berasal dari hewan liar, gigitan juga bisa terjadi akibat hewan peliharaan yang belum sepenuhnya jinak, seperti kucing, anjing, hamster, hingga otter.

Example 300x600

Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, luka akibat gigitan berisiko menyebabkan infeksi serius, termasuk rabies, tetanus, sepsis, hingga komplikasi lainnya.

Menurut dr. Kurnia Alisaputri, SpPD, Dosen Kedokteran FIKKIA, risiko gigitan hewan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya interaksi manusia dengan berbagai jenis hewan.

“Kita tidak tahu jenis kuman yang hidup pada hewan penggigit. Bisa jadi ada agen zoonosis yang ditransmisikan melalui gigitan tersebut,” ungkapnya.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui langkah penanganan yang tepat guna mencegah infeksi dan komplikasi serius.

Langkah Pertolongan Pertama Saat Digigit Hewan

– Segera Cuci Luka dengan Air Mengalir dan Sabun

Setelah tergigit, segera cuci luka dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan kuman dari air liur hewan. Gunakan antiseptik non-korosif, seperti iodine, untuk membantu membunuh bakteri.

Jika luka berupa tusukan, buka sedikit area luka saat membersihkan agar kotoran dan agen patogen bisa keluar.

– Tutup Luka dengan Kain Bersih

Jika luka cukup dalam atau robek, tutup dengan kain bersih untuk mencegah kontaminasi sekunder selama perjalanan ke fasilitas kesehatan.

– Segera Pergi ke Fasilitas Kesehatan

Penanganan medis dalam waktu golden time (tiga jam pertama setelah gigitan) sangat penting untuk mencegah infeksi.

Penelitian menunjukkan bahwa penanganan dalam waktu tersebut dapat mengurangi hampir 100% risiko infeksi. Untuk gigitan ular, pertolongan medis harus diberikan secepat mungkin.

– Evaluasi Medis dan Pemberian Vaksin

Dokter akan mengevaluasi kondisi luka dan menentukan apakah pasien memerlukan vaksin rabies, serum anti-rabies (SAR), atau suntikan imunoglobulin rabies.

“Jika pasien sudah pernah mendapatkan vaksinasi rabies sebelumnya, cukup diberikan dua kali injeksi pada hari ke-0 dan ke-3. Namun, bagi yang belum divaksin, injeksi diberikan pada hari ke-0, 3, 7, 14, dan hari ke-28 untuk pasien immunosuppressant,” jelas dr. Kurnia.

Untuk menghindari risiko infeksi akibat gigitan hewan, dr. Kurnia menyarankan pemilik hewan peliharaan untuk memastikan hewan mereka mendapatkan vaksinasi rabies secara rutin.

Selain itu, individu dengan profesi berisiko tinggi, seperti dokter hewan dan pekerja konservasi, sebaiknya mendapatkan vaksin rabies sebagai tindakan preventif.

Bagi mereka yang sering bepergian ke daerah endemik rabies, vaksinasi sebelum perjalanan juga sangat dianjurkan. “Perjalanan yang aman dan sehat akan membuat liburan semakin menyenangkan,” tambahnya.

Ia menyebut, dengan memahami risiko gigitan hewan dan langkah penanganan yang tepat, masyarakat dapat lebih waspada dan sigap dalam menghadapi situasi darurat terkait gigitan hewan.

***Kunjungi kami di news google KilasJava.id

Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *