KilasJava.id, Surabaya – Sukma Prabawati, S.Pd., Gr., adalah sosok pendidik yang tidak hanya berjuang untuk masa depannya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya.
Lahir di Blitar pada 29 Agustus 1993, perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan dan pengorbanan. Keyakinannya bahwa pendidikan adalah kunci perubahan mendorongnya untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi generasi mendatang.
Sebagai lulusan S1 Pendidikan Akuntansi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Terbuka (UT), Sukma memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Namun, perjalanan ini tidaklah mudah. Selain menghadapi jadwal kuliah yang padat, ia juga harus tetap mengurus keluarga kecilnya.
Di tengah perjuangannya menempuh PPG, keluarganya menghadapi cobaan berat. Suaminya jatuh sakit, dan putrinya yang masih berusia dua tahun memerlukan perhatian lebih. Namun, takdir membawanya ke Unusa, yang lokasinya berdekatan dengan Rumah Sakit Islam Surabaya Jemursari, tempat anaknya menjalani pemeriksaan rutin.
“Awalnya saya khawatir bagaimana bisa membagi waktu antara kuliah dan keluarga. Tapi saya percaya, ini bukan kebetulan. Saya ditempatkan di Unusa agar bisa menjalani keduanya,” ujar Sukma.
Salah satu keputusan paling berani yang diambilnya adalah membawa putrinya ke dalam kelas. Baginya, ini adalah wujud perjuangan sebagai ibu sekaligus mahasiswa.
“Kalau kelasnya hanya satu atau dua sesi, saya lebih memilih membawa anak. Daripada dia rewel di rumah mencari saya, lebih baik diajak,” tuturnya.
